Sistem sadap menjadi penentu naik atau turunya produksi lateks. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam sistem sadapan modern yang umum dipergunakan di perkebunan besar, yaitu sistem sadap jangka panjang dan sistem sadap jangka panjang. Berikut beberapa sistem dalam penyadapan :
- Alur sadap terbagi atas tiga bentuk, yaitu S (alur bentuk spiral), V alur bentuk V dan C (alur tanpa bentuk). Alur sadap dibuat dari kiri atas ke kanan bawah. Ini dilakukan karena pembuluh lateks letaknya tidak lurus, melainkan miring dari kanan atas ke kiri bawah sehingga dengan kemiringan yang demikian akan diperoleh hasil lateks yang maksimal.
- Panjang alur sadap dapat dinyatakan dengan rumus antara lain S/1 (satu spiral), S/2 (setengah spiral), V/2 (setengah V), C/3 (sepertiga tanpa bentuk), dan sebagainya. Rumus panjang alur sadap ini bervariasi tergantung keinginan penyadap.
- Banyaknya alur sadap ada tiga jenis, yaitu 2S/2 (dua sayatan dengan setengah spiral), 2V/2 (dua sayatan dengan setengah V), dan 2C/2 (dua sayatan dengan tanpa bentuk).
- Jangka waktu sadapan biasanya dinyatakan dengan satuan waktu dan angka pembagian secara continue, satuan harinya adalah d (hari), w (minggu), m (bulan), dan y (tahun). Jika ada sistem sadapan d/1, berarti sadapan setiap hari. d/2 berarti sadapan dua hari sekali, dan sterusnya.
- Dengan aturan istilah di atas dapat dibuat suatu rumus sadapan seperti 2V/2 d/2 (setiap pohon di sadap dengan teknik atau keratan berbentuk setengah V setiap dua hari sekali). S/2 d/4 (setiap pohon di sadap setengah sepiral setiap empat hari sekali), dan sebagainya.
Pada proses sadap karet ada beberapa hal yang harus diketahui dan diperhatiakan oleh para penyadap anata lain :
- Kedalaman irisan sadap
- Jika tebal irisan berpengaruh pada banyaknya kulit yang dikonsumsi pada saat penyadapan maka tebalnya irisan sangat berpengaruh pada jumlah bekas pembuluh lateks yang terpotong. Semakin dalam irisannya, semakin banyak bekas pembuluh lateks yang terpotong. Ketebalan kulit hingga 7 mm dari pada lapisan cambium memiliki pembuluh lateks terbanyak. Oleh sebab itu, sebaiknya penyadapan dilakukan sedalam mungkin, tetapi jangan sampai menyentuh lapisan kambiumnya.
- Kedalaman irisan yang dinjurkan adalah 1 -1,5 mm dari lapisan kambium. Jika dalam penyadapan lapisan kambium tersentuh maka kulit pulihan akan rusak dan nantinya berpengaruh pada produksi lateks. Pada sadapan berat atau sadapan mati, kedalaman sadap harus kurang dari 1 mm sisa kulit. Penyadapan yang terlalu dangkal menyebabkan berkurangnya berkas pembuluh lateks yang terpotong, terutama bagian dalam yang merupakan bagian yang paling banyak mengandung pembuluh lateks. Dengan berkurangnya pembuluh lateks yang teriris maka jumlah lateks yang keluar semakin sedikit.
- Untuk mengetahui apakah lapisan kambium sudah terlalu dekat, biasanya penyadap menggunakan quadri atau sigmat. Ujung yang tajam dari alat ini ditusukkan pada sisa kulit batang. Bila jumlah quadri atau sigmat telah masuk semunya ke dalam sisa kulit batang dan masih terasa lunak maka kulit sisa yang menutupi kambium masih lebih dari 1,5 mm. Bila terasa keras maka kulit sisanya sekitar 1,5 mm. Pengukuran kedalaman irisan sadap sangat besar pengaruhnya terhadap kelanjutan produksi dari pohon karet yang bersangkutan.
- Waktu penyadapan
- Lateks bisa mengalir keluar dari pembuluh lateks akibat adanya turgor. Turgor adalah tekanan pada dinding sel oleh isi sel. Banyak sedikitnya isi sel berpengaruh pada besar kecilnya tekanan pada dinding sel. Tekanan yang besar akan meperbanyak lateks yang keluar dari pembuluh lateks. Oleh sebab itu, penyadap dianjurkan dimulai saat turgor masih tinggi, yaitu saat sebelum terjadi pengurangan isi sel melalui pnguapan oleh daun atau pada saat matahari belum tinggi. Penyadapan hendaknya dilakukan pada pagi hari antara pukul 05.00 – 06.00 pagi. Sedangkan pengumpulan lateksnya dimulai antara pukul 08.00 – 10.00.
- Pemulihan kulit bidang sadap
- Pemulihan kulit pada bidang sadap perlu diperhatikan. Salah dalam penentuan rumus sadap dan penyadapan yang terlalu tebal atau dalam akan menyebabkan pemulihan kulit bidang sadap tidak normal. Hal ini akan berpengaruh pada produksi ataupun kesehatan tanaman. Bila semua kegiatan pendahuluan dilakukan dengan baik dan memenuhi syarat maka kulit akan pulih selama enam tahun. Dalam praktik, kulit pulihan bisa disadap kembali Sembilan tahun untuk kulit pulihan pertama dan setelah delapan tahun untuk kulit pulihan kedua. Penentuan layak tidaknya kulit pulihan untuk disadap kembali ditentukan oleh tebal kulit pulihan, minimum sudah mencapai 7 mm.