Seluas 700 Ribu Hektare Perkebunan Karet Segera Diremajakan

Trubus.id — Pemerintah berkomitmen untuk segera meremajakan  700 ribu hektar perkebunan karet rakyat. Peremajaan perlu segera dilakukan, sebab sebagian tanaman sudah tidak produktif dengan usia lebih dari 25 tahun, produktivitas rendah, dan dalam kondisi tanaman yang rusak.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan  Model peremajaan karet ke depan diarahkan melalui pola integrasi tanaman karet dengan tanaman lain diantaranya kopi, kakao, cabai dan lain-lain, yang disesuaikan dengan keunggulan lokal masing-masing wilayah.

Dengan demikian, dalam 1 hektar pola yang dirancang adalah 60% tanaman karet dan 40% tanaman lainnya.

“Peremajaan tersebut merupakan salah satu strategi jangka panjang untuk menjaga produktivitas dan stabilitas harga karet. Ini juga merupakan tindak lanjut kesepakatan tiga negara International Tripartite Rubber Council/ITRC ,” jelas Darmin Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (2/7/2019).

Sementara Itu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menuturkan bahwa untuk pelaksanaan peremajaan karet, hal yang sangat penting adalah penyediaan benih unggul bermutu dengan produktivitas 2 kali lebih tinggi dibanding produktivitas saat ini.

“Produksi dan penyediaan benih tersebut salah satunya akan dilakukan melalui program BUN500 (Benih Unggul Perkebunan 500 juta batang 2020-2024) di Kementerian Pertanian dan program perbenihan lainnya,” lanjut Mentan Amran.

Pada program BUN500 selama periode 2020-2024 produksi dan penyediaan benih karet, kopi dan kakao masing-masing ditargetkan 143 juta batang, 163 juta batang, dan 157 juta batang. Benih tersebut akan dialokasikan untuk peremajaan di sentra produksi karet, diantaranya Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Sulawesi Tengah.

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Musdhalifah Machmud menambahkan, peremajaan karet rakyat ini juga akan dikembangkan secara terintegrasi dengan pemanfaatan kayu karet untuk industri kayu.

“Hal ini diproyeksikan dapat menambah pendapatan petani antara Rp10-30 juta/ha dari hasil penjualan kayu tersebut,” kata Musdhalifah.

Sampai tahun 2017  luas perkebunan perkebunan karet di Indonesia diperkirakan mencapai 3,66 juta ha pada tahun 2017. Luasan tersebut memberikan kontribusi produksi sebesar 3,68 juta ton dan produktivitas 1,19 ton/ha.

Perkebunan karet Indonesia didominasi oleh perkebunan rakyat (85%) dan menciptakan lapangan kerja bagi 2,5 juta KK dengan rata-rata luas kepemilikan + 1,25 ha. Karet merupakan salah satu andalan ekspor yang berkontribusi besar terhadap devisa negara. Volume ekspor mencapai 2,99 juta ton dengan nilai US$ 5,10 Milyar.  Sumber: Trbubus.id

Artikel Terkait